Selasa, 22 Mei 2018

Cara Mudah Menghitung Tinggi Ideal Plafon Rumah

Cara Mudah Menghitung Tinggi Ideal Plafon Rumah

Menentukan tinggi plafon rumah dari lantai, memang bisa kamu sesuaikan dengan keinginan. Mau yang standar, atau malah plafon tinggi, nggak ada yang melarang.

Hanya saja, sebelum menentukan tinggi langit-langit rumah, kamu perlu memerhatikan beberapa faktor. Yakni, iklim, proporsi ruang/estetika, sirkulasi udara, dan pencahayaan.

Berikut prinsip dasar yang perlu kamu ketahui sebelum menentukan tinggi plafond. 

Iklim

Bicara tentang iklim, tentu di setiap daerah memiliki iklim yang berbeda-beda. Ada yang beriklim panas, ada juga yang beriklim dingin. Dari perbedaan iklim ini, desain hunian pun tentu akan berbeda juga. Dalam hal ini menyesuaikan dengan keadaan daerah di mana hunian akan dibangun. Salah satunya yang berbeda, yakni mengenai tinggi rendahnya pemasangan plafon.

Coba kamu perhatikan, entah itu di film atau di mana saja, pasti rumah-rumah di daerah beriklim dingin cenderung mempunyai plafon rendah. Di Jepang atau Eropa, misalnya. Tinggi plafon 2,4 atau 2,5 meter adalah hal yang biasa. Alasannya adalah sebagai bentuk penghematan energi. Karena menurut mereka, semakin tinggi plafon semakin tinggi pula pemanasan diperlukan.

Sementara itu, di daerah pesisir atau beriklim panas, plafon tinggi memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik. Mungkin kamu juga sudah tahu bahwa udara panas akan bergerak ke atas. Karenanya, plafon yang tinggi memungkinkan udara di ruangan menjadi tetap sejuk.

Selain itu, plafon yang tinggi juga memungkinkan cahaya matahari masuk lebih dalam ke semua bagian rumah. Dengan demikian ruangan tidak menjadi terasa lembab.

Jadi, bila kamu tinggal di daerah pesisir dengan udara yang cenderung panas, sebaiknya tinggi plafon tidak kurang dari 280 cm, atau antara 2,8 – 3,5 m.

Proporsi dan Estetika

Desain arsitektur tak lain bicara tentang proporsi ruang. Desain yang indah itu berarti proporsional. Para mahasiswa arsitektur umumnya tahu bahwa untuk menentukan tinggi plafon standard sebuah ruangan berlaku rumus: (panjang + lebar) dibagi 2. Artinya sebuah ruangan berukuran 3x4m akan tampak proporsional bila plafonnya berukuran sekitar (3+4)/2 = 3,5m.

Tentu saja ini bukan rumus matematis baku karena proporsi ideal dapat diolah melalui penataan interior yang baik. Intinya, semakin besar ruangan, kian tinggi plafon.

Bisa juga plafon lebih tinggi dari lebar ruangan. Bila tidak diimbangi plafon yang tinggi, ruangan yang besar akan tampak seperti lorong yang pengap.

Karena itu, jika ruang keluargamu cukup luas, semisal 8x5m tanpa sekat-sekat, kamu dapat membuat plafon sampai 6-7 m.

Void atau Loft

Bila kamu membangun rumah dua lantai atau lebih, plafon yang tinggi akan tercipta dengan sendirinya. Sebab, biasanya di salah satu ruang akan adakan ada void, yakni sebuah ruang yang dibiarkan kosong dari lantai dasar sampai lantai dua sehingga pandangan bisa langsung terarah ke plafon yang ada di lantai 2.

Penciptaan plafon yang tinggi dapat juga kamu lakukan dengan mengekspos kemiringan atap. Dengan cara ini kamu dapat menciptakan plafon yang indah sehingga ruangan akan terasa lebih luas.

Void dapat juga berarti ruang terbuka tanpa atap di bagian rumah yang hanya mempunyai satu akses, yaitu dari depan saja. Pemandangan seperti ini, biasanya ada pada lingkungan perumahan. Di mana bagian kiri, kanan dan belakang rumah di kelilingi tembok.

Jika kondisi seperti ini yang kamu dapatkan, maka kehadiran void menjadi sangat vital entah dibagian belakang atau samping rumah. Kenapa begitu vital? Karena tujuan dihadirkannya void adalah agar sirkulasi udara dan cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah.

Subber: rumah123
Load disqus comments

0 komentar